Machidolia adalah situs web yang menyajikan artikel-artikel bermanfaat dan pengetahuan berharga. Kunjungi machidolia.com untuk mendapatkan informasi mendalam dan wawasan yang memperluas pengetahuan Anda. Kami berkomitmen untuk menyediakan konten berkualitas yang mendukung pembelajaran dan membantu Anda tetap terinformasi. Temukan topik-topik menarik dan artikel yang dirancang untuk memperkaya pemahaman Anda di Machidolia.

Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah 17 - 24


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberika hidayah kepada kita semua. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Surah Al-Baqarah

Surah Al-Baqarah merupakan surat makkiyah yang terdiri atas 286 ayat. Kenapa surah ini disebut makkiyah, karena surah ini diturunkan di kota Mekkah (Makkah, secara resmi bernama Makkah al-Mukarramah).

Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah ayat 17 - 24

17. "Perumpamaan mereka," yakni perumpamaan sifat mereka dalam kemunafikan, "seperti orang-orang yang menyalakan api," dalam kegelapan. "Setelah," api "menerangi sekelilingnya," lalu ia melihat sekelilingnya, berdiang, dan merasa aman dari hal-hal yang ia takutkan, "Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka," yaitu Allah memadamkan cahaya itu. Kata ganti (dhamir) di sini disebut dalam bentuk jamak untuk menjaga makna (الذي). "Dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat," mereka tidak dapat melihat sekeliling mereka dalam kondisi merasa ragu pada jalan yang mereka tempuh, dan mereka juga merasa takut. Demikianlah (orang-orang munafik itu), mereka pura-pura beriman dengan mengucapkan kata iman, tapi ketika mereka mati, maka ketakutan dan siksaan pun datang menimpa mereka.

18. "Mereka tuli," terhadap kebenaran, sehingga mereka tidak mau menerima kebenaran yang mereka dengar, "bisu," terhadap kebaikan, sehingga mereka tidak mau menyuarakannnya, "dan buta," dari jalan petunjuk sehingga mereka tidak melihatnya. "sehingga mereka tidak dapat kembali," dari kesesatan.

19. "Atau," perumpamaan mereka, "seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat," yaitu seperti orang-orang yang tertimpa hujan lebat. Kata shaib aslinya shayuub, dari kata shaaba yashuubu artinya hujan yang turun "dari langit," dari awan, "yang disertai," yaitu di dalam awan tersebut ada "kegelapan," berlapis-lapis, "petir," yaitu malaikat yang ditugaskan untuk mengurus petir. Dikatakan pula; suara petir, "dan kilat," kilatan cahaya yang mengeluarkan suara hingga membuat takut. "Mereka," yaitu orang-orang yang tertimpa hujan lebat, "menyumbat telinga dengan jari-jarinya," mereka memasukkan jari-jari mereka ke telinga dengan maksud untuk "(menghindari) suara petir itu," kerasnya suara petir agar tidak mendengarnya "karena takut mati," jika mendengarnya. Seperti itu juga dengan orang-orang munafik; ketika ayat-ayat Al-Qur'an turun yang menyebut kekafiran yang diumpamakan seperti kegelapan-kegelapan, ancaman terhadap kekafiran yang diumpamakan seperti petir, dan hujjah nyata yang diumpamakan seperti kilat, mereka menyumbat telinga mereka agar tidak mendengar ayat-ayat Al-Qur'an tersebut sehuingga mereka akan condong pada keimanan dan meninggalkan agama nenek moyang yang mereka anut, yang bagi mereka adalah kematian. "Allah meliputi orang-orang yang kafir," dengan ilmu dan kuasa, sehingga mereka tidak akan luput dari-Nya.

20. "Hampir saja," nyaris saja, "kilat itu menyambar penglihatan mereka," menyambar penglihatan mereka dengan cepat."Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu," yaitu di bawah sinar kilat yang menyambar, "dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti," mereka berhenti. Ini adalah perumpamaan hujjah-hujjah Al-Qur'an yang mengusik hati mereka, membenarkan keterangan Al-Qur'an, karena mereka mendengarkan apa yang mereka suka dan menahan diri dari apa yang tidak mereka suka. "Sekiranya Allah menghendaki, niscaya  Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."

21. "Wahai manusia!" yaitu penduduk Mekah, "sembahlah," yakni esakanlah, "Tuhanmu yang telah menciptakan kamu," yang telah menciptakan kalian yang sebelumnya kalian sama sekali tidak ada, "dan," yang telah menciptakan "orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa," dengan beribadah kepada-Nya dan takut siksa-Nya. La'alla menurut makna asalnya berarti harapan, sementara dalam kalam Allah berarti keniscayaan.

22. "(Dialah) yang menjadikan," menciptakan "bumi sebagai hamparan bagimu," lafal فِرَاشَا adalah haal (kata keterangan keadaan), yaitu sebagai hamparan yang tidak kuat ataupun lunak, sehingga tidak mungkin dijadikan tempat menetap, "dan langit sebagai atap,  dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu," berbagai macam "Buah-buahan sebagai rezeki untukmu,. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah," tandingan: sekutu-sekutu bagi Allah dalam ibadah, "padahal kamu mengetahui," bahwa Dia adalah Pencipta, bukan kalian yang menciptakan. Ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya) adalah Zat yang menciptakan.

23. "Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami," yaitu meragukan Al-Qur'an yang Kami turunkan kepada hamba Kami, Muhammad, "maka buatlah satu surah semisal dengannya," yaitu seperti Al-Qur'an yang diturunkan. Lafal min (مِنْ) disini untuk menjelaskan , yaitu semisal dengan Al-Qur'an dalam hal kefasihan, bagusnya rangkaian kata, dan pemberitaan hal gaib. Surah adalah potongan yang memiliki awal dan akhir, paling sedikit tiga ayat. "Dan ajaklah penolong-penolongmu," yakni tuhan-tuhan yang kalian sembah "selain Allah," yaitu selain-Nya untuk menolong kalian "jika kamu orang-orang yang benar," bahwa Muhammad mengucapkan Al-Qur'an dari hasil buatannya sendiri, maka lakukanlah hal itu (membuat surah semisal dengannya) karena kalian adalah orang-orang Arab yang fasih sepertinya. Dan ketika mereka tidak mampu membuat surah seperti Al-Qur'an, Allah berfirman:

24.  "Jika kamu tidak mampu membuatnya," membuat surah seperti yang disebutkan karena kalian tidak berdaya, "dan (pasti) tidak akan mampu,"melakukannya untuk selamanya karena kemukjizatan Al-Qur'an tampak dengan nyata, "maka takutlah kamu," dengan beriman kepada Allah dan bahwa Al-Qur'an bukanlah perkataan manusia, "akan api neraka yang bahan bakarnya manusia," orang-orang kafir"dan batu," seperti berhala-berhala mereka yang terbuat dari batu, "yang disediakan," dipersiapkan "bagi orang-orang kafir." Mereka disiksa dengan api neraka itu. Lafal
أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِيْنَ adalah rangkaian kalimat permulaan, atau keterangan keadaan yang selalu menyertai.

Posting Komentar