Buku ini terdiri dari beberapa bab, bab pertama pengertian penginderaan jauh, bab kedua perkembangan penginderaan jauh, bab ketiga pengolahan citra digital dan bab terakhir pemanfaatan citra penginderaan jauh.
Kondisi permukaan bmi dapat direkam dengan menggunakan sensor yang terpasang pada pesawat ataupun satelit. Perekaman membutuhkan tenaga yang berasal dari matahari. Satelit buatan mempunyai orbit uutara-selatan untuk mendapatkan semua permukaan bumi. Hasil rekaman muka bumi dinamakan Citra Penginderaan Jauh. Citra dapat digunakan sebagai sumber data dan data diperoleh dengan cara interpretation. Hasil interpretation dapat dibuat menjadi peta yang berguna dalam penentuan kebijakan. Pada masa pembangunan dan otonomi, setiap daerah berkeinginan melakukan pembangunan bagi daerah masing-masing. Pembangunan di daerah pada umumnya masih terpusat pada pembangunan fisik. Bila pembangunan fisik menjadi pusat perhatian maka data yang dapat menopang pembangunan adalah data fisik yang dapat digambarkan dalam satuan ruang.
Penginderaan jauh merupakan ilmu atau seni memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 2004). Informasi tentang objek disampaikan melalui gelombang elektromagnetik, yang merupakan pembawa informasi dan sebagai penghubung komunikasi. Data penginderaan jauh pada hakekatnya merupakan informasi intensitas panjang gelombang yang perlu diberikan kodenya sebelum informasi tersebut dapat dipahami secara penuh. Menurut Danoedoro (1996) proses ini disebut pengubahan intensitas pantulan atau pancaran spektral menjadi angka digital dan dinyatakan dalam bit. Data yang relatif dapat dipahami itulah yang selama ini digunakan untuk keperluan ekstraksi informasi permukaan bumi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.